Anggaplah puncak gunung itu sebagai citamu
Yang kau raih dengan banyak pilu ego,derasnya keringat,rintihan jatuh,dan lebamnya bahu...
Yang kau raih dengan banyak pilu ego,derasnya keringat,rintihan jatuh,dan lebamnya bahu...
hingga sampai ketika di cita(Puncak Gunung)
Kau mungkin merasa kesepian di atas sana,terbesit di kepalamu,, dan merasakan sengat matahari ada di ujung kepala itu sebagai ocehan ibumu disaat menasehatimu yang jika kau bungkam telinga duniamu akan terasa gelap.
Kau mungkin merasa kesepian di atas sana,terbesit di kepalamu,, dan merasakan sengat matahari ada di ujung kepala itu sebagai ocehan ibumu disaat menasehatimu yang jika kau bungkam telinga duniamu akan terasa gelap.
Sedikit angin akan membelaimu sehingga matamu mulai memejam itu sebagai dekapan ibumu yang memanjakanmu,
dan semakin banyak lagi perumpaan yang kan mengingatkanmu akan besarnya kekuatan keluargamu,sampai akhirnya matamu terbuka dan menyudahi semua dan beranjak pulang meninggalkan citamu(Puncak Gunung).
dan semakin banyak lagi perumpaan yang kan mengingatkanmu akan besarnya kekuatan keluargamu,sampai akhirnya matamu terbuka dan menyudahi semua dan beranjak pulang meninggalkan citamu(Puncak Gunung).
Itu sedikit ungkapan
Yang terdapat makna seperti ini
"Setinggi-tingginya puncak cita yang telah kau capai,,hidupmu akan terasa sepi jika di dalamnya tidak kau ikutkan sumber kekuatanmu yaitu KELUARGA"
Yang terdapat makna seperti ini
"Setinggi-tingginya puncak cita yang telah kau capai,,hidupmu akan terasa sepi jika di dalamnya tidak kau ikutkan sumber kekuatanmu yaitu KELUARGA"
Arjuno via tretes
Redaksi : Angga Gusti N

Tidak ada komentar:
Posting Komentar